Sabtu, 11 September 2010

Kisah Kemanusiaan

Cerita ini merupakan pengalaman saya sewaktu saya duduk di kelas VII SMP. Sepulang sekolah saya bersama teman-teman saya melihat seorang anak kecil yang hidup didalam keluarga sederhana. Pada saat itu, seorang anak yang berusia sekitar dua tahun berjalan melintas di depan kami. Ia memakai baju yang mungkin memang sudah tidak layak pakai, tidak menggunakan alas kaki dan dengan wajah yang penuh rasa prihatin.
Saya dan teman-teman duduk di sebuah toko yang tidak jauh dari anak kecil itu diam-diam saya memerhatikan gerak-gerik anak itu. Jujur saya salut pada anak kacil itu.
Karena pada saat itu, ada seorang pengemis yang terlihat lemah.
Ia meminta bantuan pada seorang bapak yang terlihat sebagai orang berkepunyaan. Pengemis tersebut meminta tolong kepada bapak itu untuk membelikan minuman untuknya dengan alasan ia kehausan karena belum makan dan minum selama dua hari. Tetapi apa yang di lakukan bapak tersebut bertolak belakang dengan pikiran saya, saya mengira bapak tersebut akan membantu pengemis tersebut, akan tetapi ia malah memaki dan memarahi pengemis tersebut. Sedangkan apa yang di lakukan anak kecil, lugu dan bukan dari anak orang berkepunyaan itu, sangat luarbiasa. Anak kecil itu dengan sukarela membantu pengemis tersebut dengan membelikan pengemis itu minuman.
tidak terkira, sungguh besar ketulusan hati anak tersebut. Subahan Allah...

Karya: Izzatul Milla
Kelas: X MM




Saat Matahari menyongsong dan menyengat kulitku. Debu-debu berhamburan menghampiriku, mengotori setiap sudut ruangan itu. Ku lihat seorang anak kecil yang berjalan mendekatiku. Sungguh aku termasuk orang yang beruntung, tidak seperti anak kecil yang ada dihadapanku. Baju yang dikenakannya tidak dan sangat tidak layak untuk dipakai. Kotor, dekil dan berlubang di sebagian besar sisi yang ada di baju itu. Anak kecil itu mengenadahkan tangannya dengan muka yang lugu dan penuh dengan keringat yang mengalir deras dikeningnya, menarik rasa simpatiku untuk mengasihaninya dan membantunya. dengan segera ku cari beberapa uang logam yang terdapat dalam kantung bajuku yang memang hanya beberapa dan tidak sepenuhnya dapat membantu anak tersebut. kuulurkan tanganku dan menaruh beberapa uang logam kedalam genggaman tangan anak kecil tersebut, ia menyambutnya dengan begitu senang. bibirnya yang penuh mengembang,tampak raut wajah yang berbeda tidak seperti sebelumnya. kebahagiaan anak itu begitu terpancar dan meninggalkan bekas didalam hatiku saat ia melangkahkan kakinya berlari gembira meninggalkanku. meski sempat kuperhatikan kaki-kaki kecil yang kuat itu lecet-lecet, semangatnya untuk bertahan hidup begitu besar. Tuhan betapa hebatnya anak itu bisa bertahan hidup dengan mencari nafkah sendirian bahkan tanpa alas kaki, ia bersemangat untuk tetap hidup walaupun mengandalkan rasa simpatik dan belas kasihan orang untuk dapat sesuap nasi.

Pada saat yang sama, ketika aku sedang duduk menunggu selesainya sepatuku yang sedang di semir, datang seorang ibu-ibu yang sudah tua dan renta menghampiriku dan mengenadahkan tangannya sama seperti yang dilakukan anak tadi. sayangnya yang uang saku yang kupunya tidak dapat lagi kuberi. tidak lagi cukup, jadi kuberikan apa yang ada dalam genggaman tanganku, sebuah es kelapa muda. walaupun itu sedikit dan mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhannya, aku selalu berharap semoga saja itu dapat bermanfaat untuknya.

Menjelang Maghrib aku sampai dirumah, tiba-tiba seorang perempuan dengan penampilan yang kasual meski begitu terlihat dewasa datang menghampiriku dan mengulurkan tangannya, sama seperti yang dilakukan dua orang pengemis yang mendatangiku.
"Mana es kelapa mudanya ?" tentu dia bukan pengemis, ia adalah kakak perempuanku. aku sungguh lupa! tapi dalam hati aku tertawa sendiri, untunglah kemampuan aktingku tidak buruk... hehehe... pengalaman itu yang paling berkesan sewaktu bulan ramadhan tahun lalu...!

Karya : Yuyun Wahyuni
Kelas : X AP3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar