Minggu, 05 Desember 2010

SENTUHAN DARI YANG TERSISIH



True Story by : NENG SRI SUKAESIH


Ini adalah kisah atau pengalaman saya sewaktu pulang sekolah. Seingat saya, pada waktu itu saya masih duduk di kelas dua SLTP.

Sewaktu saya sedang menelusuri Jalan Sunyaragi, di mana saya tinggal, ada suami istri dengan anaknya memanggil saya.

Mereka menanyakan panti jompo; Dan kebetulan saya tahu panti jompo yang mereka maksud. Dengan suka rela saya mengantarkan mereka. Dalam perjalanan saya banyak bercakap-cakap. Walau bahasa antara saya dan mereka berlainan (saya berbahasa Indonesia, sedang mereka berbahasa jawa Cirebon) tapi kami saling mengerti. Saya sudah lupa tentang percakapan antara saya dengan sepasang suami istri yang ingin ke panti jompo tersebut, yang saya ingat hanya kata-kata sang suami yang begitu membuat hati saya tersentuh.

Sebelumnya saya memang tidak menanyakan untuk apa mereka ke panti jompo yang letaknya jauh dari tempat tinggal mereka (kalau tidak salah mereka dari kampung luar Cirebon).

Kebetulan panti jompo tersebut jalannya melewati rumah saya. Saya menawarkan kepada mereka untuk singgah sebentar setelah perjalanan jauh, tetapi mereka menolak dengan alasan rindu.

Ya, mungkin mereka rindu dengan orng tua mereka yang mereka titipkan di panti jompo. Di dalam hati saya bertanya, bila mereka benar-benar menyayangi orang tuanya mengapa harus dititipkan di panti jompo, di luar kota lagi. Tetapi pertanyaan itu saya pendam karena takut menyinggung perasaan mereka. Jalan ke panti jompo sudah dekat dan saya beranikan diri untuk bertanya dan membuat perkataan sehalus mungkin agar mereka tidak sakit hati dengan pertanyaan saya.

Ketika itu saya bertanya siapa yang ingin mereka jenguk di panti jompo. Tahukah, perkataan apa yang mereka sampaikan ? Sungguh diluar dugaan saya, bahkan sangat jauh sekali. Bapak itu berkata dengan wajahnya yang tidak dibuat-buat, "Tetangga, Neng. Beli due sedulur, bapae wong melarat, jadi dititipnang ning jompo. Mauwe dititipnang bari anake kang wadon."

Ya, Allah! batin saya langsung menjerit. Tetangga mereka yang dijenguk dengan oleh-oleh memang tak seberapa tetapi jauhnya jarak rumah mereka dengan panti jompo. Sungguh besar kepedulian mereka dengan tetangga yang sudah tua renta, yang dicampakkan oleh anak perempuannya. padahal mereka bukan orang kaya. Masih adakah orang kaya yang peduli dengan hal demikian? Akankah saya dapat bersifat seperti mereka???

Pertanyaan itu telah menyelimuti batin saya, sampai saat saya menulis cerita ini dan mungkin sampai kapanpun akan saya ingat dan tidak akan saya lupakan peristiwa ini.

NENG SRI SUKAESIH Kelas I MB 1 SMK N1 Cirebon barat (sekarang SMK N 1 Kedawung) Jln. Sunyaragi Gg. Si Adem No.48 Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar